Tutorial Instalasi & Konfigurasi BackTrack 5 di VirtualBox

0
COM

Pada tutorial kali ini saya akan memperlihatkan bagaimana cara Instalasi & konfigurasi Linux Backtrack 5 di VirtualBox, Sistem Operasi Linux Backtrack 5 ini biasa digunakan oleh para pentest atau hacker untuk menguji keamanan dari sebuah jaringan atau sistem operasi. Download ISO BackTrack 5 disini Lihat video nya di bawah ini


 

Tutorial Instal Kali Linux di VirtualBox

0
COM
Assalammualaikum.Wr.Wb

Pada tutorial kali ini saya akan memperlihatkan bagaimana cara menginstal Kali Linux di VirtualBox, Sistem Operasi Kali Linux ini biasa digunakan oleh para pentest atau hacker untuk menguji keamanan dari sebuah jaringan atau sistem operasi. Download ISO Kali Linux disini untuk cara menginstal nya lihat video di bawah ini 
 
 
 
 

Macam – macam Sistem Operasi Mobile Terpopuler

0
COM

Macam – macam Sistem Operasi Mobile Terpopuler
a.       Android
Sistem operasi ini sangat populer sekarang ini yang sangat di gandrungi banyak orang . sistem operasi ini berbasiskan linux. Salah satu keunggulannya lagi yaitu adalah android menyediakan platform terbuka bagi pengembang dan menciptakan aplikasinya sendiri, tak heran jika di google play tersedia jutaan aplikasi yang siap di download. Android di kembangkan oleh google dan di bentuklah open Handset Alliance. Pada saat perilisan android bersama Open Handset Alliance mendukung penuh pengembangan terbuka pada perangkat seluler atau biasanya di sebut dengan mobile. Kenapa banyak pengguna memilih sistem operasi android? Alasannya karena open source, multitasking, kemudahan dalam notifikasi, management widget yang fleksibel, dukungan penuh dari google, user interface yang sangat interaktif telah mendukung html 5 dan lain sebagainya.
b.      iOS
Sistem operasi mobile yang di kembangkan oleh apple komputer. Awalnya sistem operasi ini hanya di kembangkan untuk iPhone saja, kemudian di kembangkannya lagi untuk perangkat mobile lainnya diantaranya adalah iPad, iPod, iPod Touch dan Apple TV. Sistem operasi ini hanya dapat di instal di device mobilenya apple saja. Bentuk interfaces pengguna iOS di dasarkan pada manipulasi langsung menggunakan multi touch dan di desain sederhana itulah yang menjadikannya kelebihan di bandingkan sistem operasi lainnya. Mempunyai kelebihan diantaranya yaitu navigasi mudah dan mendukung GPS, terintegrasi penuh dengan OS apple lain, dukungan multimedia sangat baik dan tersedia AppStore untuk kebutuhan user.
c.       Windows mobile
Saat ini windows mobile sekarang biasanya disebut dengan sistem operasi windows phone. Sistem operasi ini di kembangkan oleh Microsoft dan di desain untuk di instal di perangkat mobile smartphone. Sistem operasi ini ini sagatlah mirip sama dengan yang ada di desktop. Kebanyakan sistem operasi windows ini dilengkapi dengan stylus pen. Mempunyai kelebihan yaitu dukungan penuh dari Microsoft, aplikasi office lengkap dan lain sebagainya.
d.      Symbian OS
Sistem operasi ini pernah merajai pasaran mobile pada saat masa jayanya nokia. Saat ini banyak yang telah menggunakan sistem operasi ini oleh berbagai vendor produk peralatan mobile. Symbian Os ini unngul karena dapat API ( Aplication Progamming Interface ). Kelebihannya adalah sistem stabil, hemat baterai, banyak dukungan aplikasi dll.
e.       Blackberry OS

Sistem operasi mobile yang di kembangkan oleh RIM yang di dukung oleh Blackberry perusahaan yang bersal dari Kanada. Research in Motion atau biasa disebut dengan RIM ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email. Kelebihan sistem operasi Blackberry ini adalah fungsi BBM yang digunakan chatting antar blackberry, costumize tema untuk user level, tampilan multimedia yang sangat nyaman, system full backup yang mempermudah si user dll.

Perbedaan Teknologi 1G, 2G, 3G, dan 4G

0
COM

Perbedaan Teknologi 1G, 2G, 3G, dan 4G
a.      Teknologi 1G
Hampir semua teknologi dimulai untuk keperluan militer kemudian dipergunakan untuk umum. Sama halnya dengan perkembangan teknologi GSM. 1G berupa telepon analog yang diperkenalkan pada tahun 1980an dan dilanjutkan sampai digantikan dengan generasi keduan (2G) yang berbentuk digital. Beberapa generasi pertama mengikuti standar NMT (Nordisk MobileTelefoni atau Nordiska MobilTelefoni-gruppen), CDPD (Celluler Digital Packet Data, Mobitex and Data Tac)

b.      Teknologi 2G
Perbedaan utama antara dua sistem telepon mobile yang sukses ini yaitu 1G dan 2G adalah sinyal radio yang digunakan. Jaringan 1G menggunakan analog sedangkan 2G menggunakan digital. Percakapan dalam 2G diencode menjadi sinyal digital, tapi dalam 1G hanya dimodulasi ke frekuensi yang lebih tinggi (150 MHz ke atas). Terdapat dua standar besar dan keduanya komersial, yaitu dari Eropa dan Amerika. Sekitar 60% sekarang dikuasai oleh pasar dari standar Eropa. Yang termasuk dalam generasi ini adalah:
·         GSM (Global System for Mobile Communication), GSM adalah standar paling populer untuk telepon mobile dunia. Layanan GSM digunakan lebih dari 2 milyar orang dari 212 negara dan kawasan. Jumlah negara yang banyak mengadopsi standar GSM memungkinkan kerjasama antar operator sehingga dapat digunakan untuk komunikasi user antar negara walaupun dengan operator yang berbeda. GSM berbeda dengan pendahulunya dalam jalur pensinyalan dan percakapan semuanya dalam bentuk digital. Fakta ini juga berarti komunikasi data telah dibangun dalam sistem.
·         GPRS (General Packet Radio Service), GPRS adalah layanan data mobile yang tersedia pada telepon GSM. GPRS sering disebut sebagai generasi “2.5G”, yaitu teknologi antara generasi perrtama dan generasi kedua dalam teknologi telepon mobile. Dibandingkan dengan pendahulunya GPRS memiliki transfer data yang cepat. GPRS memanfaatkan kanal TDMA yang tidak terpakai pada jaringan GSM. Dalam teori terbatas untuk paket data 171.2 Kb/s (menggunakan slot dan CS-4 coding). Realisasinya bit rate-nya adalah 30-80, karena memungkinkan menggunakan maksimal 4 slot untuk downlink.
·         EDGE / EGPRS (Enchanced Data Rates for GSM Evolution), Merupakan teknologi telepon mobile yang memperbaiki jaringan 2G dan 2.5G khususnya dalam jalur komunikasi data. Teknologi ini bekerja pada jaringan GSM. EDGE dapat bekerja pada jaringan GPRS ada.
·         HSCSD (High-Speed Circuit Switched Data), IDEN (Integrated Digital Enhanced Network, D-AMPS (Digital AMPS), IS-95, PDC (Personal Digital Cellular), CSD (Circuit Switched Data), PHS (Personal Handy-phone System), WiDEN (Wideband Intergrated Dispatch Enchanced Nerwork) dan CDMA2000 (1Xrtt/IS-2000).

c.       Generasi ketiga (3G)
Layanan 3G memberikan kemampuan untuk mentransfer secara simultan baik data voice dan non-voice data (seperti saat download informasi, pertukaran email dan instant messagiing). Standar 3G di dalamnya adalah:
·         UMTS (3GSM) (Universal Mobile Telecommunications System), Menggunakan W-CDMA dibawah standar 3GPP. UMTS memiliki layanan data secara teori sampai 11 Mbit/s, meskipun dalam perkembangannya yang disebarkan ke user dalam jaringan performanya hanya mencapai 384 kbit/s untuk handset R99 dan 1-2 Mbit/s untuk handset HSDPA untuk koneksi dwonlink.
·          3.5G – HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access), Adalah protokol dalam telepon mobile berbasis jaringan UMTS 3G yang menyediakan transfer data yang lebih cepat. Sekarang HSDPA yang dipasang mendukung 1.8 Mbit/s sampai 3.6 Mbit/s saat downlink. Untuk kedepannya direncanakan mencapai 7.2 Mbit/s.
·         3.W-CDMA (Wideband Code Division Multiple Access), FOMA (Freedom Of Mobile Multiple Access) 1xEV-DO/IS-856 (1x Evolution-Data Optimized), TD-SCDMA (Time Division Syncronouse Code Division Multiple Access), GAN/UMA (Generic access Network), 3.75G-HSUPA (High-Speed Uplink Packet Access).
Pada dasarnya layanan HSDPA tidak beda jauh dengan layanan yang diberikan oleh generasi sebelumnya yaitu GPRS, CDMA, EDGE, dan 3G. Teknologi tersebut memiliki kesamaan bahwa sama-sama menggunakan layanan lewat jalur IP (internet protokol). HSDPA dperkenalkan oleh Third Generation Partnership Project (3GPP) release 5 standar. Tujuan utama adalah meningkatkan standar througput melalui konsep multiple output (MIMO) atau dengan teknik antena array. Proses kerja cell menggunakan alokasi asymetrics spectrum frekuensi dalam multi carries cell. Efisiensi dari sistem menjadi dua kalilipat, yang artinya juga HSDPA menggunakan kanal baru yang dimiliki oleh 3G yaitu high speed downlink shared channel (HS-DSCH). Kanal tersebut berupa implementasi adaptive modulation and coding (AMC), hybrid automatic repestrequest (HARQ), fast packet schedulling, retransmission protokol and fast cell selection (FCS), yang dikendalikan medium access control (AMC) di node yang berkemampuan 3G.HS-DSCH difungsikan untuk proses downlink data phonecell. Sedangkan untuk proses uplink, kemampuan HSDPA tak bisa sebesar downlinknya, yang secara teori hanya mampu sampai 2 Mbit/s.Jaringan HSDPA secara fisik memiliki 3 kanal, yakni high speed data physich downlink shared channel (HS-PDSC), high speed shared control channel (HS-SCCH), dan high speed dedicated physical control channel (HS-DPCCH).

d.      Teknologi 4G
Teknologi 4G saat ini belum bisa didefinisikan secara jelas. Sampai sekarang belum ada standarisasi untuk 4G yang telah disepakati oleh para pihak yg berkompeten dibidang teknologi komunikasi tanpa kabel ini.Ada beberapa pihak yang mempromosikan jaringan wimax sebagai 4G padahal bukan merupakan teknologi 4G sebenarnya, karena lebih merupakan varian baru dari teknologi tanpa kabel (wireless) seperti halnya dengan firewire dan bluetooth. Fitur-fitur 3G yang ada pun diusung oleh 4G, hanya saja memiliki kecepatan transfer data yang jauh lebih tinggi bisa mencapai 20 Mbps di lapangan, 10 kali lipat daripada yang maksimal 2 Mbps (pada prakteknya di lapangan sebenarnya baru mencapai 384 pada kondisi bergerak).Padahal diatas kertas kecepatan 4G sesungguhnya bisa mencapai 100 Mbps dilingkunngan luar rumah (bergerak), sedangkan 1 Gbps pada kondisi tidak bergerak (statisioner). Kapasitas data yang melalui jaringan 4G akan jauh lebih besar daripada 3G sehingga pengunduhan data yang mencapai puluhan, bahkan ratusan MB mudah dicapai dalam waktu singkat. Contoh, dengan ponsel 3G kita baru dapat mengunduh klip video dan klip musik yang berdurasi tidak begitu panjang. Sedangkan dengan 4G yang akan berbasis jaringan IP sepenuhnya, kita tidak hanya dapat dapat mengunduh satu film utuh ke dalam satu ponsel 4G ketika sedang bergerak, juga menyaksikan tayangan gambar televisi yang berkualitas tinggi (high definition TV content) dan menyaksikan lawan bicara kita yang telah terlihat jelas dan mulus geraknya, tidak tersendat-sendat seperti sekarang dengan 3G melalui video calling. Juga fitur video conferencia yang bisa lebih dari dua situs yang dilakukan secara simultan.

Dengan kata lain, trafic multimedia akan dominan pada pada penggunaan teknologi 4G dimasa mendatang. Tentu saja browsing internet tanpa kabel akan makin lebih cepatdan makin menyenangkan tanpa terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena masalah kongesti pada lalu lintas data di jaringan masa kini akan teratasi dengan teknologi 4G. Yang paling menyenangkan karena biaya untuk menikmati fitur-fitur 4G diprediksi akan lebih murah daripada sekarang karena biaya untuk mengaplikasikan teknologi 4G akan lebih murah daripada teknologi 3G ataupun HSDPA (3,5G).

Manajemen Resiko Proyek

0
COM

Manajemen Resiko Proyek
        Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya  menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.

        Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.

        Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
            Risk exposure = risk likelihood x risk impact

        Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu  pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.

Jenis-Jenis Risiko

        Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang  selama ini sudah dikenal orang, yakni:
Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.

Manajemen Risiko Proyek

        Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.  Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.

        Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek..  Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.

        Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:
Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.

Ketidakpastian Risiko

        Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu

Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa  bahwa keputusan diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang  kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.

Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:

1. Perencanaan Manajemen Risiko.
        Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.

        Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)

        Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.

2. Identifikasi Risiko
        Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.

        Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis risiko  yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.

        Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan  Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.


3. Analisis Risiko Kualitatif
        Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.


4. Analisis Risiko Kuantitatif
        Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.


5. Penanganan Risiko

        Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3) Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi.

Siklus Hidup Proyek

0
COM

Siklus Hidup Proyek


Apa itu siklus hidup proyek ?
Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat empat tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :

1.  Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.

2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.

3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables  atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.

4. Tahap Penutupan

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating.

Segitiga Manajemen Proyek dan Tahapan Manajemen Proyek

0
COM


Segitiga Manajemen Proyek dan Tahapan Manajemen Proyek – Segitiga Manajemen Proyek atau Project Management Triangle adalah suatu model Manajemen Proyek yang digunakan oleh para Manajer Proyek untuk menganalisis dan memahami kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat penerapan dan pelaksanaan proyek. Boleh dikatakan bahwa hampir semua proyek bakal akan mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaannya, baik itu kendala yang berskala besar maupun yang kecil. Namun kendala-kendala tersebut tidak boleh dijadikan penghambat dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Semua kendala harus diatasi dan dicari cara untuk menyelesaikannya.

Segitiga Manajemen Proyek

Pada umumnya, terdapat Tiga Kendala Utama yang saling berketergantungan dalam suatu proyek yaitu Waktu, Biaya dan Lingkup. Ketiga Kendala Utama atau Constraint tersebut juga dikenal dengan Segitiga Manajemen Proyek.  Keseimbangan ketiganya sangat menentukan kualitas proyek yang dilaksanakan. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa di dalam segitiga Manajemen Proyek terdapat Kualitas didalamnya.

1. Waktu (Time)

Waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu proyek. Setiap proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu panjang, ada juga memerlukan waktu pendek. Waktu penyelesaian tugas dalam suatu proyek sangat tergantung pada jumlah orang dan pengalaman serta keterampilan orang-orang tersebut dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk terhadap organisasi, misalnya terjadi teguran dari pelanggan, denda akibat keterlambatan, mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap organisasi dan biaya-biaya lainnya. Salah satu penyebab ataupun alasan terjadinya kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek dalam suatu organisasi adalah kurangnya sumber daya yang dimilikinya.
Menurut Buku “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, proses penanganan waktu dalam manajemen proyek terdiri dari :
  1. Plan Schedule Management (Manajemen Perencanaan Jadwal)
  2. Define Activities (Pendefinisian Kegiatan)
  3. Sequence Activities (Urutan Kegiatan)
  4. Estimate Activity Resources (Estimasi Sumber daya Kegiatan)
  5. Estimate Activity Durations (Estimasi Durasi atau Jangka Waktu Kegiatan)
  6. Develop Schedule (Pengembangan Jadwal)
  7. Control Schedule (Pengendalian Jadwal)

2. Biaya (Cost)

Setiap proyek memerlukan Biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut diantaranya seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya sumber daya lainnya. Oleh karena itu, penganggaran (Budgeting) atau perkiraan biaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memastikan proyek yang dijalankan tersebut dibawah biaya tertentu.
Kadang-kadang Manager Proyek harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk mencapai batas waktu yang ditentukan sehingga memerlukan biaya tambahan dan juga kemungkinan munculnya biaya penalti akibat keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Beberapa proses dalam penanganan Biaya dalam Manajemen Proyek diantaranya seperti :
  1. Cost Estimating, Estimasi Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
  2. Cost Budgeting, Penganggaran biaya yang menggabungkan estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan, paket pekerjaan dan biaya-biaya kegiatan lainnya sehingga membentuk suatu rencana biaya yang sistematis.
  3. Cost Control (Pengendalian Biaya). Faktor-faktor yang mengakibatkan fluktuasinya biaya dapat dikendalikan dengan beberapa alat manajemen biaya.

3. Lingkup (Scope)


Lingkup atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara spesfik dan dikomunikasi ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek. Pada umumnya, komponen utama dalam lingkup adalah kualitas produk akhir. Seorang Manajer Proyek harus mengetahui cara untuk mengelola lingkup atau scope suatu proyek termasuk perubahannya yang akan berdampak pada waktu dan biaya.