Tutorial Instalasi & Konfigurasi BackTrack 5 di VirtualBox
Pada tutorial kali ini saya akan memperlihatkan bagaimana cara Instalasi & konfigurasi Linux Backtrack 5 di VirtualBox, Sistem
Operasi Linux Backtrack 5 ini biasa digunakan oleh para pentest atau hacker
untuk menguji keamanan dari sebuah jaringan atau sistem operasi. Download ISO BackTrack 5 disini Lihat
video nya di bawah ini
Tutorial Instal Kali Linux di VirtualBox
Assalammualaikum.Wr.Wb
Pada tutorial kali ini saya akan memperlihatkan bagaimana cara menginstal Kali Linux di VirtualBox, Sistem
Operasi Kali Linux ini biasa digunakan oleh para pentest atau hacker
untuk menguji keamanan dari sebuah jaringan atau sistem operasi.
Download ISO Kali Linux disini untuk cara menginstal nya lihat video di bawah ini
Macam – macam Sistem Operasi Mobile Terpopuler
Macam
– macam Sistem Operasi Mobile Terpopuler
a.
Android
Sistem operasi ini sangat populer sekarang ini yang sangat di gandrungi banyak orang . sistem operasi ini berbasiskan linux. Salah satu keunggulannya lagi yaitu adalah android menyediakan platform terbuka bagi pengembang dan menciptakan aplikasinya sendiri, tak heran jika di google play tersedia jutaan aplikasi yang siap di download. Android di kembangkan oleh google dan di bentuklah open Handset Alliance. Pada saat perilisan android bersama Open Handset Alliance mendukung penuh pengembangan terbuka pada perangkat seluler atau biasanya di sebut dengan mobile. Kenapa banyak pengguna memilih sistem operasi android? Alasannya karena open source, multitasking, kemudahan dalam notifikasi, management widget yang fleksibel, dukungan penuh dari google, user interface yang sangat interaktif telah mendukung html 5 dan lain sebagainya.
Sistem operasi ini sangat populer sekarang ini yang sangat di gandrungi banyak orang . sistem operasi ini berbasiskan linux. Salah satu keunggulannya lagi yaitu adalah android menyediakan platform terbuka bagi pengembang dan menciptakan aplikasinya sendiri, tak heran jika di google play tersedia jutaan aplikasi yang siap di download. Android di kembangkan oleh google dan di bentuklah open Handset Alliance. Pada saat perilisan android bersama Open Handset Alliance mendukung penuh pengembangan terbuka pada perangkat seluler atau biasanya di sebut dengan mobile. Kenapa banyak pengguna memilih sistem operasi android? Alasannya karena open source, multitasking, kemudahan dalam notifikasi, management widget yang fleksibel, dukungan penuh dari google, user interface yang sangat interaktif telah mendukung html 5 dan lain sebagainya.
b.
iOS
Sistem operasi mobile yang di kembangkan oleh apple komputer. Awalnya sistem operasi ini hanya di kembangkan untuk iPhone saja, kemudian di kembangkannya lagi untuk perangkat mobile lainnya diantaranya adalah iPad, iPod, iPod Touch dan Apple TV. Sistem operasi ini hanya dapat di instal di device mobilenya apple saja. Bentuk interfaces pengguna iOS di dasarkan pada manipulasi langsung menggunakan multi touch dan di desain sederhana itulah yang menjadikannya kelebihan di bandingkan sistem operasi lainnya. Mempunyai kelebihan diantaranya yaitu navigasi mudah dan mendukung GPS, terintegrasi penuh dengan OS apple lain, dukungan multimedia sangat baik dan tersedia AppStore untuk kebutuhan user.
Sistem operasi mobile yang di kembangkan oleh apple komputer. Awalnya sistem operasi ini hanya di kembangkan untuk iPhone saja, kemudian di kembangkannya lagi untuk perangkat mobile lainnya diantaranya adalah iPad, iPod, iPod Touch dan Apple TV. Sistem operasi ini hanya dapat di instal di device mobilenya apple saja. Bentuk interfaces pengguna iOS di dasarkan pada manipulasi langsung menggunakan multi touch dan di desain sederhana itulah yang menjadikannya kelebihan di bandingkan sistem operasi lainnya. Mempunyai kelebihan diantaranya yaitu navigasi mudah dan mendukung GPS, terintegrasi penuh dengan OS apple lain, dukungan multimedia sangat baik dan tersedia AppStore untuk kebutuhan user.
c.
Windows mobile
Saat
ini windows mobile sekarang biasanya disebut dengan sistem operasi windows
phone. Sistem operasi ini di kembangkan oleh Microsoft dan di desain untuk di instal
di perangkat mobile smartphone. Sistem operasi ini ini sagatlah mirip sama
dengan yang ada di desktop. Kebanyakan sistem operasi windows ini dilengkapi
dengan stylus pen. Mempunyai kelebihan yaitu dukungan penuh dari Microsoft,
aplikasi office lengkap dan lain sebagainya.
d.
Symbian OS
Sistem
operasi ini pernah merajai pasaran mobile pada saat masa jayanya nokia. Saat
ini banyak yang telah menggunakan sistem operasi ini oleh berbagai vendor
produk peralatan mobile. Symbian Os ini unngul karena dapat API ( Aplication
Progamming Interface ). Kelebihannya adalah sistem stabil, hemat baterai,
banyak dukungan aplikasi dll.
e. Blackberry OS
Sistem
operasi mobile yang di kembangkan oleh RIM yang di dukung oleh Blackberry
perusahaan yang bersal dari Kanada. Research in Motion atau biasa disebut
dengan RIM ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima
dan mengirim email. Kelebihan sistem operasi Blackberry ini adalah fungsi BBM
yang digunakan chatting antar blackberry, costumize tema untuk user level,
tampilan multimedia yang sangat nyaman, system full backup yang mempermudah si
user dll.
Perbedaan Teknologi 1G, 2G, 3G, dan 4G
Perbedaan Teknologi 1G, 2G, 3G, dan
4G
a. Teknologi
1G
Hampir semua teknologi dimulai untuk
keperluan militer kemudian dipergunakan untuk umum. Sama halnya dengan
perkembangan teknologi GSM. 1G berupa telepon analog yang diperkenalkan pada
tahun 1980an dan dilanjutkan sampai digantikan dengan generasi keduan (2G) yang
berbentuk digital. Beberapa generasi pertama mengikuti standar NMT (Nordisk
MobileTelefoni atau Nordiska MobilTelefoni-gruppen), CDPD (Celluler Digital
Packet Data, Mobitex and Data Tac)
b. Teknologi
2G
Perbedaan utama antara dua sistem
telepon mobile yang sukses ini yaitu 1G dan 2G adalah sinyal radio yang
digunakan. Jaringan 1G menggunakan analog sedangkan 2G menggunakan digital.
Percakapan dalam 2G diencode menjadi sinyal digital, tapi dalam 1G hanya
dimodulasi ke frekuensi yang lebih tinggi (150 MHz ke atas). Terdapat dua
standar besar dan keduanya komersial, yaitu dari Eropa dan Amerika. Sekitar 60%
sekarang dikuasai oleh pasar dari standar Eropa. Yang termasuk dalam generasi
ini adalah:
·
GSM
(Global System for Mobile Communication), GSM adalah
standar paling populer untuk telepon mobile dunia. Layanan GSM digunakan lebih
dari 2 milyar orang dari 212 negara dan kawasan. Jumlah negara yang banyak
mengadopsi standar GSM memungkinkan kerjasama antar operator sehingga dapat
digunakan untuk komunikasi user antar negara walaupun dengan operator yang
berbeda. GSM berbeda dengan pendahulunya dalam jalur pensinyalan dan percakapan
semuanya dalam bentuk digital. Fakta ini juga berarti komunikasi data telah
dibangun dalam sistem.
·
GPRS
(General Packet Radio Service), GPRS adalah layanan
data mobile yang tersedia pada telepon GSM. GPRS sering disebut sebagai
generasi “2.5G”, yaitu teknologi antara generasi perrtama dan generasi kedua
dalam teknologi telepon mobile. Dibandingkan dengan pendahulunya GPRS memiliki
transfer data yang cepat. GPRS memanfaatkan kanal TDMA yang tidak terpakai pada
jaringan GSM. Dalam teori terbatas untuk paket data 171.2 Kb/s (menggunakan
slot dan CS-4 coding). Realisasinya bit rate-nya adalah 30-80, karena
memungkinkan menggunakan maksimal 4 slot untuk downlink.
·
EDGE
/ EGPRS (Enchanced Data Rates for GSM Evolution),
Merupakan teknologi telepon mobile yang memperbaiki jaringan 2G dan 2.5G
khususnya dalam jalur komunikasi data. Teknologi ini bekerja pada jaringan GSM.
EDGE dapat bekerja pada jaringan GPRS ada.
·
HSCSD
(High-Speed Circuit Switched Data), IDEN (Integrated
Digital Enhanced Network, D-AMPS (Digital AMPS), IS-95, PDC (Personal Digital
Cellular), CSD (Circuit Switched Data), PHS (Personal Handy-phone System),
WiDEN (Wideband Intergrated Dispatch Enchanced Nerwork) dan CDMA2000
(1Xrtt/IS-2000).
c. Generasi
ketiga (3G)
Layanan 3G memberikan kemampuan untuk
mentransfer secara simultan baik data voice dan non-voice data (seperti saat
download informasi, pertukaran email dan instant messagiing). Standar 3G di
dalamnya adalah:
·
UMTS (3GSM) (Universal Mobile
Telecommunications System), Menggunakan W-CDMA dibawah standar 3GPP. UMTS
memiliki layanan data secara teori sampai 11 Mbit/s, meskipun dalam
perkembangannya yang disebarkan ke user dalam jaringan performanya hanya
mencapai 384 kbit/s untuk handset R99 dan 1-2 Mbit/s untuk handset HSDPA untuk
koneksi dwonlink.
·
3.5G – HSDPA (High-Speed Downlink Packet
Access), Adalah protokol dalam telepon mobile berbasis jaringan UMTS 3G yang
menyediakan transfer data yang lebih cepat. Sekarang HSDPA yang dipasang
mendukung 1.8 Mbit/s sampai 3.6 Mbit/s saat downlink. Untuk kedepannya
direncanakan mencapai 7.2 Mbit/s.
·
3.W-CDMA (Wideband Code Division
Multiple Access), FOMA (Freedom Of Mobile Multiple Access) 1xEV-DO/IS-856 (1x
Evolution-Data Optimized), TD-SCDMA (Time Division Syncronouse Code Division
Multiple Access), GAN/UMA (Generic access Network), 3.75G-HSUPA (High-Speed
Uplink Packet Access).
Pada dasarnya layanan HSDPA tidak beda
jauh dengan layanan yang diberikan oleh generasi sebelumnya yaitu GPRS, CDMA,
EDGE, dan 3G. Teknologi tersebut memiliki kesamaan bahwa sama-sama menggunakan
layanan lewat jalur IP (internet protokol). HSDPA dperkenalkan oleh Third
Generation Partnership Project (3GPP) release 5 standar. Tujuan utama adalah
meningkatkan standar througput melalui konsep multiple output (MIMO) atau
dengan teknik antena array. Proses kerja cell menggunakan alokasi asymetrics
spectrum frekuensi dalam multi carries cell. Efisiensi dari sistem menjadi dua
kalilipat, yang artinya juga HSDPA menggunakan kanal baru yang dimiliki oleh 3G
yaitu high speed downlink shared channel (HS-DSCH). Kanal tersebut berupa
implementasi adaptive modulation and coding (AMC), hybrid automatic
repestrequest (HARQ), fast packet schedulling, retransmission protokol and fast
cell selection (FCS), yang dikendalikan medium access control (AMC) di node
yang berkemampuan 3G.HS-DSCH difungsikan untuk proses downlink data phonecell.
Sedangkan untuk proses uplink, kemampuan HSDPA tak bisa sebesar downlinknya,
yang secara teori hanya mampu sampai 2 Mbit/s.Jaringan HSDPA secara fisik
memiliki 3 kanal, yakni high speed data physich downlink shared channel
(HS-PDSC), high speed shared control channel (HS-SCCH), dan high speed
dedicated physical control channel (HS-DPCCH).
d. Teknologi
4G
Teknologi 4G saat ini
belum bisa didefinisikan secara jelas. Sampai sekarang belum ada standarisasi
untuk 4G yang telah disepakati oleh para pihak yg berkompeten dibidang
teknologi komunikasi tanpa kabel ini.Ada beberapa pihak yang mempromosikan
jaringan wimax sebagai 4G padahal bukan merupakan teknologi 4G sebenarnya,
karena lebih merupakan varian baru dari teknologi tanpa kabel (wireless)
seperti halnya dengan firewire dan bluetooth. Fitur-fitur 3G yang ada pun
diusung oleh 4G, hanya saja memiliki kecepatan transfer data yang jauh lebih
tinggi bisa mencapai 20 Mbps di lapangan, 10 kali lipat daripada yang maksimal
2 Mbps (pada prakteknya di lapangan sebenarnya baru mencapai 384 pada kondisi
bergerak).Padahal diatas kertas kecepatan 4G sesungguhnya bisa mencapai 100
Mbps dilingkunngan luar rumah (bergerak), sedangkan 1 Gbps pada kondisi tidak
bergerak (statisioner). Kapasitas data yang melalui jaringan 4G akan jauh lebih
besar daripada 3G sehingga pengunduhan data yang mencapai puluhan, bahkan
ratusan MB mudah dicapai dalam waktu singkat. Contoh, dengan ponsel 3G kita
baru dapat mengunduh klip video dan klip musik yang berdurasi tidak begitu
panjang. Sedangkan dengan 4G yang akan berbasis jaringan IP sepenuhnya, kita
tidak hanya dapat dapat mengunduh satu film utuh ke dalam satu ponsel 4G ketika
sedang bergerak, juga menyaksikan tayangan gambar televisi yang berkualitas
tinggi (high definition TV content) dan menyaksikan lawan bicara kita yang
telah terlihat jelas dan mulus geraknya, tidak tersendat-sendat seperti
sekarang dengan 3G melalui video calling. Juga fitur video conferencia yang
bisa lebih dari dua situs yang dilakukan secara simultan.
Dengan kata lain,
trafic multimedia akan dominan pada pada penggunaan teknologi 4G dimasa
mendatang. Tentu saja browsing internet tanpa kabel akan makin lebih cepatdan
makin menyenangkan tanpa terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena
masalah kongesti pada lalu lintas data di jaringan masa kini akan teratasi
dengan teknologi 4G. Yang paling menyenangkan karena biaya untuk menikmati
fitur-fitur 4G diprediksi akan lebih murah daripada sekarang karena biaya untuk
mengaplikasikan teknologi 4G akan lebih murah daripada teknologi 3G ataupun
HSDPA (3,5G).
Manajemen Resiko Proyek
Manajemen Resiko Proyek
Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif
berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan
pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat
dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari
satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya
risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian,
kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan
bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif
sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari
peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah,
sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis
biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang
nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi
orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Risiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
Risiko Operasional, yakni risiko yang
berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang
mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
Risiko Finansial, yakni risiko yang
berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari
fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit,
likuiditas da kondisi pasar.
Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait
dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman
fisik dll
Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada
hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini
juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera
pelanggan.
Manajemen Risiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga
melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan
dengan risiko tersebut. Dalam manajemen
proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan
jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh
karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek
dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan
proyek.. Manajemen risiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif
dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang
realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek
yakni:
Identifikasi, analisis dan penilaian
risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk
mengantisipasi risiko.
Mengalokasikan tanggungjawab kepada
pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
Memastikan bahwa biaya penanganan risiko
adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.
Ketidakpastian Risiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori,
yaitu
Pengambilan keputusan dalam kondisi
pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi
tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap
keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai
alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi
terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
Pengambilan keputusan di bawah risiko.
Artinya bahwa bahwa keputusan diambil
dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan
dapat diketahui.
Pengambilan keputusan dalam
ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi
tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat
memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko memberikan
gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan
mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan
perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas
manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang
diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh
manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini
memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi
untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan
peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate
untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan
yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi
alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko
proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang
menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan
tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
Budget yang berisi rencana anggaran
untuk manajemen risiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu
pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan
metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko
kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami
apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian
risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan
mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil
utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan
analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat
darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni
Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan
technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah
analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/
rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang
digunakan, yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh
mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau
secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan
Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat
berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan
Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan
menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah
disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check.
Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana
risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak
dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan
menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini
merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang
harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya
terjadi.
4. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk
mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya
kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang
dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko
dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang
ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah
strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi
ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan
utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat
kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa.
5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat
diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang
diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat
dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara
umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan
aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki
risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya
dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3)
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan
tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika
risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain
misalnya dengan membeli asuransi.
Siklus Hidup Proyek
Siklus
Hidup Proyek
Apa itu siklus hidup proyek ?
Secara umum, siklus hidup proyek
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah
proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk
dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat empat tahap kegiatan
utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
1. Tahap
Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap
awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada
tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa
pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah
studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam
menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang
manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
2. Tahap
Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah
ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap
perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun
aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project
plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication
plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
3. Tahap
Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan
proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian
deliverables sebagai hasil akhir proyek.
4. Tahap
Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas
proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta
dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri,
tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang
menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang
perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang
diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk
proyek-proyek dimasa yang akan dating.
Segitiga Manajemen Proyek dan Tahapan Manajemen Proyek
Segitiga Manajemen Proyek dan Tahapan Manajemen Proyek – Segitiga Manajemen Proyek atau
Project Management Triangle adalah suatu model Manajemen Proyek yang digunakan
oleh para Manajer Proyek untuk menganalisis dan memahami kesulitan yang mungkin
akan terjadi pada saat penerapan dan pelaksanaan proyek. Boleh dikatakan bahwa
hampir semua proyek bakal akan mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaannya,
baik itu kendala yang berskala besar maupun yang kecil. Namun kendala-kendala
tersebut tidak boleh dijadikan penghambat dalam menyukseskan pelaksanaan
proyek. Semua kendala harus diatasi dan dicari cara untuk menyelesaikannya.
Segitiga
Manajemen Proyek
Pada
umumnya, terdapat Tiga Kendala Utama yang saling berketergantungan dalam suatu
proyek yaitu Waktu, Biaya dan Lingkup. Ketiga Kendala Utama atau Constraint tersebut juga dikenal dengan Segitiga
Manajemen Proyek. Keseimbangan ketiganya sangat menentukan kualitas
proyek yang dilaksanakan. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa di dalam
segitiga Manajemen Proyek terdapat Kualitas didalamnya.
1. Waktu (Time)
Waktu
merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu proyek. Setiap
proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu
panjang, ada juga memerlukan waktu pendek. Waktu penyelesaian tugas dalam suatu
proyek sangat tergantung pada jumlah orang dan pengalaman serta keterampilan
orang-orang tersebut dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Kegagalan
dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk terhadap
organisasi, misalnya terjadi teguran dari pelanggan, denda akibat
keterlambatan, mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap organisasi dan
biaya-biaya lainnya. Salah satu penyebab ataupun alasan terjadinya kegagalan
dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek dalam suatu organisasi adalah
kurangnya sumber daya yang dimilikinya.
Menurut
Buku “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, proses penanganan waktu
dalam manajemen proyek terdiri dari :
- Plan Schedule
Management (Manajemen Perencanaan Jadwal)
- Define
Activities (Pendefinisian Kegiatan)
- Sequence
Activities (Urutan Kegiatan)
- Estimate
Activity Resources (Estimasi Sumber daya Kegiatan)
- Estimate
Activity Durations (Estimasi Durasi atau Jangka Waktu Kegiatan)
- Develop
Schedule (Pengembangan Jadwal)
- Control
Schedule (Pengendalian Jadwal)
2. Biaya (Cost)
Setiap
proyek memerlukan Biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut diantaranya
seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya sumber daya
lainnya. Oleh karena itu, penganggaran (Budgeting) atau perkiraan biaya
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memastikan proyek yang dijalankan
tersebut dibawah biaya tertentu.
Kadang-kadang
Manager Proyek harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk mencapai batas
waktu yang ditentukan sehingga memerlukan biaya tambahan dan juga kemungkinan
munculnya biaya penalti akibat keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Beberapa
proses dalam penanganan Biaya dalam Manajemen Proyek diantaranya seperti :
- Cost Estimating, Estimasi
Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
- Cost Budgeting,
Penganggaran biaya yang menggabungkan estimasi biaya sumber daya yang
dibutuhkan, paket pekerjaan dan biaya-biaya kegiatan lainnya sehingga
membentuk suatu rencana biaya yang sistematis.
- Cost Control (Pengendalian Biaya). Faktor-faktor yang mengakibatkan
fluktuasinya biaya dapat dikendalikan dengan beberapa alat manajemen
biaya.
3. Lingkup (Scope)
Lingkup
atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh
pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara
spesfik dan dikomunikasi ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas
dalam proyek. Pada umumnya, komponen utama dalam lingkup adalah kualitas produk
akhir. Seorang Manajer Proyek harus mengetahui cara untuk mengelola lingkup
atau scope suatu proyek termasuk perubahannya yang akan berdampak pada waktu
dan biaya.
Langganan:
Komentar (Atom)