Manajemen Resiko Proyek
Manajemen Resiko Proyek
Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif
berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan
pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat
dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari
satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya
risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian,
kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan
bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif
sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari
peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah,
sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis
biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang
nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi
orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Risiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
Risiko Operasional, yakni risiko yang
berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang
mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
Risiko Finansial, yakni risiko yang
berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari
fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit,
likuiditas da kondisi pasar.
Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait
dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman
fisik dll
Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada
hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini
juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera
pelanggan.
Manajemen Risiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga
melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan
dengan risiko tersebut. Dalam manajemen
proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan
jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh
karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek
dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan
proyek.. Manajemen risiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif
dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang
realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek
yakni:
Identifikasi, analisis dan penilaian
risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk
mengantisipasi risiko.
Mengalokasikan tanggungjawab kepada
pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
Memastikan bahwa biaya penanganan risiko
adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.
Ketidakpastian Risiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori,
yaitu
Pengambilan keputusan dalam kondisi
pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi
tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap
keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai
alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi
terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
Pengambilan keputusan di bawah risiko.
Artinya bahwa bahwa keputusan diambil
dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan
dapat diketahui.
Pengambilan keputusan dalam
ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi
tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat
memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko memberikan
gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan
mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan
perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas
manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang
diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh
manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini
memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi
untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan
peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate
untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan
yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi
alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko
proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang
menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan
tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
Budget yang berisi rencana anggaran
untuk manajemen risiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu
pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan
metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko
kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami
apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian
risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan
mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil
utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan
analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat
darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni
Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan
technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah
analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/
rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang
digunakan, yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh
mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau
secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan
Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat
berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan
Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan
menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah
disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check.
Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana
risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak
dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan
menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini
merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang
harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya
terjadi.
4. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk
mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya
kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang
dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko
dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang
ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah
strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi
ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan
utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat
kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa.
5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat
diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang
diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat
dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara
umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan
aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki
risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya
dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3)
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan
tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika
risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain
misalnya dengan membeli asuransi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar